_Aneh Banget Gituu,, 6 Anggota_
“Kak Nesya, kenalin aku Nadya..” tiba-tiba ada seorang siswi kelas 7 yang mendekati kami berlima yang tengah berkumpul di kantin, menyalamiku.
Ia sosok yang benar-benar memikatku. Jilbab putih membalut paras ayunya, senyum manis ditambah lesung pipi semakin membuatnya terlihat mempesona.
“Sini, Dek. Duduk sini. Kamu cantik banget sih, Dek. Andaikan aku cowok mungkin aku udah nembak kamu, Dek. Hehehe…” balasku, suaraku serak.
Terdengar menakutkan. Seperti para monster di film kartun.
“Maaf Dek, suaraku serak. Aku jarang teriak-teriak, Dek.”
“Gapapa kok, Kak.” Dek Nadya pun duduk di samping kananku.
“Aku Bima, Dek.”
“Yudha.”
“Mike.
“Indra.”
Satu-persatu anak ABG menyalami Dek Nadya.
“Kak Bima, anak kelas tujuh banyak yang suka sama kakak..” ucapan Dek Nadya tidak membuat kita semua kaget. Sudah biasaaa….
“Kamu juga, Dek?” goda Yudha.
“Enggak kok, Kak. Aku nggak suka sama Kak Bima, aku sukanya sama..”
“Siapa, Dek?” tanyaku, penasaran.
“Jangan bilang siapa-siapa ya, Kak. Aku sebenarnya suka sama kak Yudha.” Bisik Dek Nadya pelan.
Aku agak tersentak mendengarnya, sedikit terkikik mengetahuinya.
“Sip, Dek. Nggak bakalan aku kasih tahu deh…” ujarku berjanji.
“Aku nggak ganggu kakak-kakak semua, kan ?” tanya Dek Nadya pelan.
“Enggak kok, Dek. Biasa aja. Kamu kayanya mau ngomong sesuatu. Ngomong apa, Dek?” Yudha angkat suara.
Sontak Nadya menunduk, pipinya bersemu merah. Aku tertawa perlahan melihatnya yang sedari tadi tak mau menatap Yudha.
“Mmm… sebenernya gini, Kak… Anak-anak kelas tujuh sama sekali nggak ada yang mau temenan sama aku.. Cuma karena aku jilbaber,” ia menghela nafasnya berat.
“Di kelas tujuh, cuma ada 5 anak yang jilbaber. Dan keempatnya nggak mau temenan sama aku.. Aku berfikir lagi, nggak ada salahnya kan , kalo aku berteman sama kakak-kakak kelas delapan… Sejak lihat kakak-kakak tadi, aku tertarik sama kak Nesya and friend…..” ia berucap seraya menunduk.
“Apa sebaiknya kita ajakin dia masuk ABG?” bisikku pada keempat sahabatku.
Keempatnya setuju.
“Dek Nadya,, dengerin kakak.” Pintaku.
Paras ayunya menatap mataku. Ternyata ia memiliki sepasang mata berwarna biru, membuatnya semakin memikat.
“Kita nawarin kamu,, buat gabung sama kita.. Gabung sama ABG, Anak Basket Gila.. Kamu mau, Dek?”
Mata indahnya mengerjap-ngerjap.
“Mmm… mau banget, Kak. Tapi.. aku nggak mau masuk ABG cuma karena kakak-kakak kasihan sama aku..”
“Enggak, Dek. Kita nggak cuma kasihan sama kamu, kita klop sama kamu.”
“Kita sayang kamu, Dek.” Tanpa disangka, Yudha menyahut.
Membuat Nanda kembali bersemu.
“Dek, kalo di ABG namaku bukan Nesya ato Echa, aku Motcu, Si Lemot Cuek..”
“Aku Piton, Si Pinter tapi O’on.”
“Aku Tikus, Si Tinggi Rakus.”
“Aku Bepil, Si Belagu tapi Ideal.”
“Aku Radum, Si Ramah dan Murah Senyum..
“Dan kamu,, Batik dek.” Usulku tiba-tiba.
Keem—kelima sahabatku mengernyitkan dahinya.
“Jilbaber Cantik.” Jelasku, mencolek dagunya.
Kelimanya setuju.
“Oh iya Dek, ini ‘yel-yel’ kita.” Ujarku, memberi tanda kutip.
“A Be Geeeeeeee…” Bima mendahului.
Yudha.
Aku.
Mike.
Indra.
Dan… Nadya.
“ANAK BASKET GILAAAA.!” Menghancurkan tumpukan tangan.
“Kak, kalo aku boleh usul.. Apa namanya nggak bisa diganti? Aku nggak bisa main basket..” suara halus Nadya membuyarkan kesepian yang sementara mencekam.
“Hmm, gimana kalo.. “Aneh Banget Gitu”.?”
Kembali, Nadya yang memberi usul.
Usulnya tak bisa kami tolak.
“A Be Geee..” aku mendahului.
Nadya.
YUDHA. (Ku lihat Nadya kembali bersemu merah)
Bima.
Indra.
Mike.
“ANEH BANGET GITUUU.!” Menghancurkan tumpukan tangan.
Aaah, persahabatan kembali memekarkan bunganya… Menaburkan kebahagiaan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar