_Mission ImposSebel_
“Jadi gue harus gimana, nangepin omongan Akbar tadi?”.
Aku sudah menceritakan semuanya ke Bima_Mike_Yudha.
“Gue yang terlalu sensi atau dia yang keterlaluan sih, sebenernya?” tanyaku lagi, meskipun pertanyaan pertamaku belum mendapat jawaban.
“Kalo aku pribadi ya Cha, emang dia sih yang keterlaluan…..” jawab Bima pelan.
“Setuju banget sama Bima.!” Sahut Mike seraya membalas SMS yang barusan didapatnya.
“Menurut loe, Yudh?” kuambil salah satu bantal Mike yang sudah menjadi bantal favoritku setiap berada di kamarnya.
“Yaah, emang dia yang keterlaluan sih, Cha… secara kalian kan nempel banget..” jawab Yudha seraya mengambil cemilan di meja kamar Mike.
“Bukannya aku berpikir buruk, negative thinking, apalagi su’udzon ke Akbar loh, Cha. Tapi menurutku, omongan dia tadi itu nunjukin kalo—mungkin—dia yang ngerencanain semua ini..” sahut Bima.
Aku, Yudha, dan Mike pun manggut-manggut, tanda setuju.
“Tapi apa sih, yang mendasari sikap Akbar kaya gitu? Kamu inget-inget lagi deh Cha, mungkin aja akhir-akhir ini kamu ada salah sama dia.. trus dia ngambek, gitu..” pikir Bima.
“Enggak ada, Bim… gue nggak ngapa-ngapain dia, kok. Suer.” Jawabku seraya mengacungkan jari telunjuk serta jari tengahku.
“Hmm, gimana kalo kita bikin MISSION IMPOSSEBEL?” sahut Yudha, memecah keheningan di antara kami.
“Impossible kali, Yudh….” Suara Mike membenarkan.
“Enggak lah, Mike… Misi ini kan dilandasi rasa sebel, jadi Misi ImposSebel, dong….”
“Oke, oke, whatever lah Yudh, imposSebel kek, imposSambel kek. Emang gimana misinya?” tanyaku jenuh.
“Kita berempat cuekin aja dia, khususnya kamu Cha. Secara, kamu yang di-‘gitu’in sama dia, trus kamu juga temen sekelas plus sebangkunya dia, kamu yang paling deket.. Waktu latihan basket, kita salahin terus aja dia.. gimana?” jelas Yudha panjang lebar.
Aku pun hanya mengacungkan ibu jariku tanda setuju.
“Oke, Misi ImposSebel,…..” tiba-tiba Mike angkat suara dan meletakkan punggung tangannya untuk ditumpuk oleh punggung tangan kami.
Bima meletakkan punggung tangannya. Yudha. Dan, aku.
“Misi ImposSebeell,..” ulangku, “YES!” kami pun berteriak keras seraya menghantamkan tumpukan punggung tangan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar