Sabtu, 05 November 2011

My World, My Future #Chapter One


_Satu_
   “Uhuk! Uhuk! Bundaa.. Ayaah..” Ilham kecil memanggil kedua orang tuanya.
   Tak ada sahutan. Rumah besar mereka sangat hening. Mungkin suara Ilham masih kurang keras. Kedua orang tuanya berada di lantai satu, sedangkan kamar tidurnya berada di lantai dua.
   Ilham kecil mencoba memanggil Bunda dan Ayahnya lebih keras lagi, tetapi sekeras apapun ia berusaha, suaranya masih terdengar sangat lirih. Ia hendak bangkit dari tidurnya, tetapi kepalanya pening berat. Ilham yang saat itu masih berumur 4 tahun pun tak mengerti, kenapa kepalanya sepening ini. Saat ia tanpa sengaja memegang dahinya. Sangat panas. Ia tentu saja bingung dengan semuanya. Ia masih berumur 4 tahun kala itu..
   Entah, mungkin karena insting seorang ibu, Bu Nur—Bunda Ilham—mendatangi kamar Ilham. Mungkin seperti kebiasaannya setiap pagi, beliau selalu menuju kamar Ilham untuk membangunkan anak semata wayangnya tersebut.
   “Loh, Ilham sudah bangun?” tanya Bu Nur.
   “Bundaa.. Ilham pusing banget.. Badan Ilham panas.. Ilham kenapa, Bundaa?” tanya Ilham kecil, mengadu kepada Bundanya.
   Bu Nur melekatkan punggung tangannya ke dahi Ilham kecil. Lantas dengan cepat beliau menarik kembali tangannya. Tubuh anaknya itu benar-benar panas.
   “Ilham panas sekali, Sayang?” tanya Bu Nur, memijat-mijat kaki Ilham yang masih terbungkus kain selimut.
   “Ilham nggak tahu..” jawabnya polos, takut.
   “Ya sudah.. Ilham di sini dulu ya, Nak? Bunda panggil Ayah..” ujar Bu Nur lembut.
   Ilham kecil mengangguk.
   Tak berapa lama, Bu Nur kembali. Kali ini bersama Pak Harris—suaminya—di belakangnya.
   Pak Harris hanya mengecek suhu badan Ilham kecil, lantas dengan sigap menggendongnya turun ke bawah.
   “Ilham mau dibawa ke mana, Yah?” tanyanya, dengan nada cemas.
   “Ilham nggak usah takut, ya? Ada Bunda dan Ayah..” jawab Pak Harris. Nggak nyambung dengan apa yang Ilham tanyakan.
   “Kita mau kemana sih, Yah?” tanya Ilham, ketika ia dimasukkan ke dalam mobil. Pak Harris tidak menjawab, begitu pula Bu Nur. Mobil itu pun meluncur, menuju sebuah tempat yang tidak diketahui Ilham kecil..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar